Banyuwangi, negeri seribu tradisi yang selalu mampu menggoda. Kabupaten ini setiap tahunnya menggelar budaya mepe kasur yang memiliki makna mendalam bagi rakyat setempat, khususnya Suku Osing. Budaya tersebut mempunyai arti menjemur kasur. Tentu saja ada serangkain kegiatan norma lain yang membuatnya jadi lebih meriah buat disaksikan sewaktu kamu liburan pada Bumi Blambangan. Simak ulasannya pada bawah ini.
Berasal berdasarkan Desa Adat menggunakan Pesona Memikat
Desa Adat Osing Banyuwangi [image source]Untuk melihat tradisi mepe kasur engkau mampu menuju ke kampung page Suku Osing di Kemiren, yaitu desa istiadat yang terkenal diseluruh dunia lantaran kopi hingga festival budayanya. Di sini engkau masih bisa melihat aktivitas rakyat yg serba tradisional, misalnya menumbuk padi atau kopi di lesung, pernikahan norma, hingga selamatan kampung. Nuansa pedesaan terjaga menggunakan baik, ditambah lagi hawa sejuk selalu berhembus lantaran lokasi desa berada pada lereng Gunung Ijen.
Tradisi Mepe Kasur Banyuwangi [image source]Mepe kasur dianggap menjadi ajang membersihkan diri supaya terhindar berdasarkan penyakit dan dijauhkan dari bencana atau untuk tolak bencana. Dan spesifik bagi pasangan suami istri, ritual ini diyakini sanggup menciptakan hubungan langgeng. Dengan dijemur, kasur akan bersih kembali misalnya digunakan saat malam pertama. Warna kasur pun juga terbilang unik, yakni hitam & merah. Merah memiliki arti keberanian & hitam mempunyai arti kelanggengan.Tradisi Mepe Kasur Banyuwangi [image source]
Tari Barong Banyiuwangi [image source]Kegiatan mepe kasur sendiri dilaksanakan dalam tanggal 1 Dzulhijah. Tahun ini akan jatuh pada pada bulan Agustus atau 10 hari sebelum Hari Raya Idhul Adha. Rangkaian tradisinya dilakukan semenjak jam 7 pagi hingga surya sempurna di atas kepala, tepatnya kurang lebih jam 12 lebih. Upacara ini tidak boleh dilakukan terlalu sore.
Tari Barong Banyuwangi [image source]Setelah seluruh rakyat desa memasukkan kasur ke dalam tempat tinggal , prosesi selanjutnya adalah berziarah ke Makam Mbah Wali Cili yg diyakini menjadi penjaga desa. Kemudian acara berikutnya merupakan Barong Kemiren atau lebih dikenal dengan sebutan Barong Banyuwangi. Mayarakat Osing mengibaratkan barong menjadi simbol persatuan karena dianggap sanggup mengusir efek dursila & segala bahaya.
Ditutup dengan Makan Malam yang Penuh Kekeluargaan
Pecel Pitik [image pecel pitik yg terbuat berdasarkan ayam bakar berbumbu kacang & kelapa.
Tumpeng sewu [image source]Seru bukan tradisi mepe kasur yg diakhiri dengan tumpeng sewu? Kegiatan ini mampu jadi pertunjukan menarik serta memberikan pelajaran berharga. Jangan khawatir soal fasilitas. Sebagai desa wisata, tersedia poly penginapan hingga loka makan. Penduduk setempat pun ramah & mendapat wisatawan menggunakan tangan terbuka.
Post a Comment
Post a Comment